Rabu, 10 Desember 2008

Hakikat Cinta Kepada Rasulullah

Cinta kepada Rasulullah adalah kewajiban setiap mukmin, akan tetapi apakah hakikat cinta kepada Rasulullah? Para ulama berbeda ibarat tentang makna cinta, Kata Imam Sufyan Ats-Tsauri: "Cinta adalah mengikuti (ittiba') Rasulullah". Seakan-akan beliau mengisyaratkan kepada firman ALLAH. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.3:31)".

Kata Ulama yang lain: "Cinta Rasul adalah meyakini kemenangannya, membela sunnahnya, tunduk kepada perintahnya dan takut menyalahi larangannya". Yang lain berkata :"Makna Cinta dalah rindu kepada yang dicintai". Ulama yang lain mengatakan :"Cinta adalah kesepakatan hati dengan keinginan ilahi, mencintai apa yang Dia cintai dan membenci apa yang dia benci". (Lihat Syarah Asy-Syifaa 2/578-579).

Kesimpulannya bahwa cinta adalah kecenderungan untuk menyepakati sesorang, kecondongan ini bisa berupa kepuasan syawat seperti cinta gambar-gambar yang indah, suara-suara yang merdu, makanan dan minuman yang lezat, atau yang lainnya, bisa juga berupa kepuasan akal dan bathinnya seperti cinta kepada orang-orang yang shalih, para ulama, atau cinta kepada oang yang harum namanya selama hidupnya sehingga terkadang sampai kepada derajat fanatik. Atau bisa pula berupa kecondongan kepada orang yang berbuat baik kepadanya dan manusia memang fitrahnya mencintai orang yang berbuat baik kepadanya.

Nah, kalau kita perhatikan kepribadian Rasulullah kita dapati bahwa terkumpul kepada beliau ini tiga macam kecenderungan manusia tadi, karena beliau adalah manusia yang sangat elok rupanya, elok puhinnya, indah akhlaknya dan kebaikan beliau kepada umat ini tak terhitung jumlahnya, dalam Alquran Allah telah memberikan sifat kepada beliau dengan sifat yang banyak diantaranya rahmat dan kasih sayang beliau kepada umatnya, petunjuk yang lurus, penyelamat dari neraka jahim, pemberi kabar gembira, pemberi peringatan, dan sifat-sifat lainnya yang banyak dan terpuji.

Dalam hadits yang sahih Rasulullah : "Tidak sempurna iman seseorang diantara kalian sehingga aku lebih dicintai dari pada ayahnya, anaknya dan manusia sekalian" (HR:Bukahri 15, Muslim 44, Ibnu Hibban 179, Ibnu Majah 67).

Ketika Umar bin Khaththab berkata kepada Rasulullah: "Wahai Rasulullah sungguh engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali diriku". beliau :"Tidak, demi diriku yang berada di Tangan-Nya sampai aku lebih kamu cintai dari dirimu". Kata Umar :"Sekarang wahai Rasulullah, sungguh engakau lebih aku cintai dari diriku". Sabda Rasulullah :"Sekarang ya Umar".

Kata Ibnu Baththal :"Makna Hadits bahwa orang yang sempurna keimanannya akan tahu bahwa hak Nabi lebih besar dari hak ayah, anak, dan hak seluruh manusia, karen beliaulah yang menyelamatkan kita dari neraka dan menunjuki kita dari kesesatan. (Lihat Syarah Imam Nawawi atas sahih muslim 2/16-17).

Maka orang yang benar cintanya kepada Rasulullah aterlihat tanda-tandanya, sebagai berikut :

Pertama, Menjadikan beliau sebagai suri tauladan, mengikuti sunnahnya, perkataan dan perbuatannya, mengerjakan perintah dan menjauhi larangannya, beradab dengan adabnya dalam setiap keadaan baik senang atau sengsara, sebagaimana firman Allah yang artinya :"Katakanlah jika kalian cinta kepada Allah maka ikutilah aku (Rosullah) niscaya Dia akan mencintai dan mengampuni dosa-dosa kaln Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (Ali Imron:31).

Kedua, lebih mengutamakan syari'at beliau dari hawa nafsunya, dan menganjurkan manusia untuk melaksanakannya, sebagaimana firman Allah yang artinya :"Tidak demi tuhanmu, mereka tidak beriman sampai berhukum kepadamu dalam hal yang mereka perselisihkan kemudian mereka tidak mendapati dalam dirinya rasa berat untuk menerima keputusanmu dan menyerahkan diri dengan sebenar-benarnya penyerahan". (An-Nisaa :65).

Ketiga, banyak mengingat beliau, karena orang yang cinta kepada sesuatu pasti dia banyak mengingatnya, Allah berfirman :"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershaltlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya" (QS. 33:56).

Keempat, mencintai orang yang dicintai oleh Nabi yaitu keluarga dan seluruh sahabatnya dari kaum muhajirin dan anshar, Rasulullah bersabda yang artinya :"Allah, Allah (hati-hatilah kalian) terhadap para sahabatku, janganlah kalian jadikan mereka bahan cacian setelah, barang siapa yang membenci mereka maka dengan kebencianku aku membencinya, barang siapa yang menyakiti mereka maka dia telah menyakitiku, dan barang siapa yang menyakitiku maka dia menyakiti Allah, dan barang siapa yang menyakiti Allah hampir-hampir Allah adzab dia". (HR Imam Ahmad dan Tirmidzi).

Kelima, Membenci apa yang Allah dan Rasul-Nya benci, menjauhi orang yang menyalahi sunnahnya dan berbuat bid'ah dalam agama, sebagai Allah QS Almujadalah: 22 yang artinya :"Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat mencintai orang yang menentang Allah dan RasulNya...sampai akhir ayat.

Keenam, Mencintai Alqur'an, sunnah Rasulullah dan berhenti pada batasan-batasannya. Kata Sahl bin Abdullah: " Tanda cinta kepada Allah adalah cinta Alqur'an, dan tanda cinta Alqur'an adalah Nabi, dan tanda cinta Nabi adalah cinta sunnahnya, dan tanda cinta sunnahnya adalah cinta akhirat, dan tanda cinta khirat adalah benci dunia, dan tanda benci dunia adalah tidak menabung kecuali bekal yang menyampaikan dia ke negri akhirat". (Lihat Asy-Syifa 2/5/571-577).

Setelah kita mengetahui tanda-tanda orang yang mencintai Rasulullah tersebut, jelas bagi kita bahwa orang yang berbuat bid'ah dalam agama berupa perayaan-perayaan ataupun amalan-amalan yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi, sama sekali tidak terdapat padanya tanda-tanda cinta Rasulullah, justru yang ada adalah kebalikannya, dia tidak mau mentauladani Rasulullah, tidak juga mau menjauhi larangannya untuk berbuat bid'ah dalam agama serta tidak mau berpegang teguh kepada sunnahnya, bahkan dia malah menjauhi sunnahnya dan mengutamakan hawa nafsunya diatas perintah Allah dan Rasul-Nya, karena hakikat cinta Rasulullah adalah dengan mentaati apa yang beliau perintahkan, menjauhi yang beliau larang, dan kita tidak menyembah Allah kecuali sesuai dengan yang disyari'atkan oleh beliau.

Sebagian orang ada pula yang mengutamakan perkataan gurunya atau ulama anu diatas sNabi, padahal mereka adalah manusia biasa yang tidak terhindar dari kesalahan, kita boleh mengikuti seseorang selama dia sesuai dengan tuntunan Al-qur'an dan Sunnah.

Kata Imam Asy-Syafi'i :"Kaum muslimin bersepakat bahwa barang siapa yang telah jelas kepadanya sunnah Rasulullah, tidak boleh dia tinggalkan karena i perkataan seseorang". Kata beliau juga :"Apa saja yang aku katakan atau aku jadikan sebuah kaidah yang jelas menyalahi sunnah Rasulullah maka yang harus dipegang adalah sunnah Rasulullah dan itulah mazhabku". (Lihat Adabusyafi'iy oleh Ibnu Abi Hatim hal.67, dan Al-hilyah oleh Abu Nu'aim 9/106-107, juga Al-faqiih walmutafaqqih oleh-khathib Al-baghdadi 1/150).


Badrus Salam Lc.

Tidak ada komentar: